KEHIDUPAN



AYO...BUAT GALLERY DUNIA HIDUP...!!!
Dengan komentar sobat...di tunggu ya cuap-cuap nya bebas deh di sini berekspresi namun tetap sopan dan jangan spam ya...!!!

SILAHKAN DI SHARE DAN COPAS

artikel yang menurut sobat bermamfaat dan supaya kita beretika tolong ya..!!!di tulis kembali sumbernya.



JALANI HIDUP DENGAN APA ADANYA JANGAN TERLALU BANYAK MACAM MACAM,YANG TERPENTING DALAM HIDUP ADALAH SELALU MENGINGAT APA ARTI HUDUP ITU,SEORANG YANG MENGERTI HIDUP PASTI AKAN MENGENAL KEMATIAN,UNTUK ITU KITA MANUSIA SELALU HARUS DEKAT DENGAN YANG PUNYA HIDUP ABADI YAITU ALLAH SWT



AKU ADA KARENA KAMU ADA SAYANG




AKU SAYANG KAMU.........AKU SAYANG KAMU...♥♥♥
AKU SAYANG KAMU.........AKU SAYANG KAMU...♥♥♥




AKU SAYANG KAMU.........AKU SAYANG KAMU...♥♥♥




AKU SAYANG KAMU.........AKU SAYANG KAMU...♥♥♥












TERIMA KASIH ANDA SUDANG MENGUNJUNGI KELUARGAKU HARMONIS

Selasa, 06 November 2012

SURAT Ulama Muwahid Ustadz Abu Bakar Ba’asyir


“Derita mereka adalah derita kami, tangis mereka adalah tangis kami dan darah mereka yang kalian tumpahkan adalah darah kami.“
Meskipun sedang di dalam penjara,Ulama Muwahid Ustadz Abu Bakar Ba’asyir (semoga Allah menjaganya) masih memikirkan nasib umat Muslim yang terzhalimi. Penjara tak membuat Ustadz Abu Bakar kehilangan kepedulian akan tragedi berdarah yang menimpa saudara-saudara Muslim Rohingya di Myanmar, pembantaian Muslim yang berlangsung amat mengerikan meningkat akhir-akhir ini.
Karena itu, Ustadz Abu Bakar selain berdo’a untuk keselamatan saudara Muslim, Ustadz juga berusaha untuk menyampaikan nasehatadan tegurannya kepada orang yang bertanggungjawab atas negara Myanmar. Ustadz menulis surat terbuka dalam tiga bahasa (indonesia, inggris, arab) untuk Presiden Mynamar Thein Sein terkait pembantaian Muslim Rohingya, yang berisi nasehat, teguran dan seruan untuk menghentikan kekejaman terhadap Muslim di Myanmar.
Berikut surat Ustadz Abu Bakar Ba’asyir untuk Thein Sein dalam bahasa indonesia:
***
“Dengan nama Allah yang Maha Luas dan Kekal belas kasihNya kepada orang mukmin,
serta Maha Penyayang kepada semua Makhluk-Nya”
Dari Al Faqir Ilalloh : Ustadz. Abu Bakar Ba’asyir
Kepada hamba Allah : Thein Sein Presiden Myanmar
السلا م على من تبع الهد ى
Semoga keselamatan diberikan kepada orang yang mengikuti petunjuk ini (agama Islam)
Kami mengajak kalian kepada kebahagiaan di dunia dan di akherat, untuk menyelamatkan
diri dari kehidupan materialistik anda yang gersang dan memperihatinkan, yang tidak
mempunyai ruh sama sekali.
Kami mengajak kalian untuk masuk Islam yang menyeru untuk mengikuti manhaj (ajaran)
Allah semata yang tidak ada sekutu bagiNya, yang menyeru kepada keadilan dan melarang
berlaku zalim dan jahat.
Kami telah mendengar jeritan ummat Islam di negara anda akibat perlakukan anda yang
zalim dengan mengusir hingga membunuh mereka. Sikap anda begitu kejam kepada
saudara-saudara kami ummat Islam di Arakan dan berbagai tempat lainnya.
Penduduk anda yang mayoritas beragama Budha pun bertindak biadab; membakar rumah-rumah
mereka, melarang beribadah dan membantai mereka layaknya binatang.
Ketahuilah! sebagai sesama ummat Islam kami bersaudara, derita mereka adalah derita
kami, tangis mereka adalah tangis kami dan darah mereka yang kalian tumpahkan adalah
darah kami.
Ketahuilah! ummat Budha di negeri kami (Indonesia) bisa hidup rukun dan damai dengan
kami yang masyoritas Muslim. Mereka tidak pernah sedikitpun kami dzalimi, bahkan
mereka bebas mengamalkan keyakinannya, tidak kami ganggu.
Islam mendidik kami agar berlaku adil dan baik meskipun kepada orang kafir (non
muslim) yang tidak memerangi kami, sebagaimana ditegaskan oleh Allah (Tuhan) dalam
firmanNya:
لا ينهاكم الله عن الذين لم يقاتلوكم في الدين ولم يخرجوكم من دياركم أن تبروهم وتقسطوا إليهم إن الله يحب المقسطين
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang
tiada memerangimu Karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al-Mumtahanah: 8)
Ketahuilah! Kami tidak rela perlakuan anda dan rakyat anda kepada saudara muslim kami
yang dizalimi, maka kami serukan kepada anda dan rakyat anda:
  1. Hentikan kezaliman berupa pengusiran, pembantaian terhadap ummat Islam diMyanmar.
  2. Berikan mereka kebebasan untuk memeluk Islam dan menjalankan ibadahnya.
  3. Jangan ada lagi diskriminasi terhadap ummat Islam.
Jika seruan ini tidak kalian dengar, Demi Allah! telah nyata hancurnya negeri-negeri
congkak di tangan mujahidin (dengan izin Allah).
Dengan izin Allah pula kami bisa memperlakukan anda dan rakyat anda seperti negara
sosialis komunis Rusia yang hancur berkeping-keping atau amerika yang sebentar lagi
akan binasa (Insya Allah).
Kami tak ingin mendengar tangisan saudara-saudara muslim kami di buminya Allah negeri
kalian dan negerinya ummat Islam yang tinggal di sini, kami tidak ridho setetes darah pun
tertumpah dari kaum muslimin. Sungguh Rabb kami telah mengajarkan kepada kami
bagaimana seharusnya ummat Islam di seluruh dunia bersikap terhadap kedzaliman yang
kalian lakukan:
وقاتلوا المشركين كافة كما يقاتلونكم كافة واعلموا أن الله مع المتقين
“…dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu
semuanya…” (QS. At-Taubah: 36)
Bagi kami memerangi orang musyrik yang memerangi kami adalah amal mulia, kami
menang mulia, kami terbunuh juga mulia. Allah SWT menegaskan hal ini dalam firmanNya:
قل هل تربصون بنا إلا إحدى الحسنيين ونحن نتربص بكم أن يصيبكم الله بعذاب من عنده أو بأيدينا فتربصوا إنا معكم متربصون
Katakanlah: “Tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami, kecuali salah satu dari dua
kebaikan. dan kami menunggu-nunggu bagi kamu bahwa Allah akan menimpakan kepadamu
azab (yang besar) dari sisi-Nya. sebab itu tunggulah, Sesungguhnya kami menunggu-nunggu
bersamamu.” (QS. At-Taubah: 52)
Demikian surat ini. Yaa Allah saksikanlah bahwa kami telah menyampaikannya.
Rutan Bareskrim Mabes Polri, 03 Ramadhan 1433 H
22 Juli 2012
Al Faqir Ilalloh,
(Abu Bakar Ba’asyir)

keluagaku harmonis



Senin, 05 November 2012

CIRI CIRI ORANG MUKMIN

Disebutkan dalam satu riwayat bahwa pada suatu hari Nabi SAW menemui para shahabat, lalu bertanya :
“Bagaimana keadaan kalian ketika memasuki pagi hari ?” Mereka menjawab : “Kami berada dalam keadaan beriman kepada Allah.” Beliau SAW bertanya : “Apakah tanda-tanda keimana kalian ?” Mereka menjawab :
1. “Kami bersabar terhadap musibah,
2. bersyukur atas nikmat kelapangan,
3. dan menerima semua ketetapan Allah.”
Beliau SAW bersabda : “Kalau begitu, kalian benar-benar orang mukmin, demi Tuhan pemilik Ka’bah.”
Pengertian yang senada diungkapkan oleh seorang ahli ma’rifat :
1. Sabar dengan tidak mengeluhkan apa pun yang dialami, seperti kesabaran manusia pada umumnya ; ini adalah sabar tingkat tabi’in.
2. Sabar dengan menerima segala ketetapan Allah, seperti kesabaran orang yang tidak mempedulikan masalah duniawi ; ini adalah sabar tingkatan orang-orang zuhud.
3. Sabar dalam pengertian menghadapi semua musibah dengan senang hati karena semuanya itu dari Allah belaka, seperti kesabaran orang-orang yang benar dalam imannya ; ini adalah sabar tingkatan para shidiqqin.
Dalam suatu hadits, Rasulullah SAW bersabda :
“Sembahlah Allah dengan senang hati. Jika kamu tidak mampu, maka hal yang terbaik bagimu adalah bersikap sabar menghadapi nasib yang tidak kamu sukai.”
dikutip dari Nashaaihul ‘Ibad karya Imam Nawawi Al-Bantani
sumber: http://erpaandtechnology.blogspot.com/2008/09/tiga-ciri-dasar-orang-mukmin.html
keluagaku harmonis



Minggu, 04 November 2012

Sejarah NABI MUHAMMAD SAW


Semasa umat manusia dalam kegelapan dan suasana jahiliyyah, lahirlah seorang bayi pada 12 Rabiul Awal tahun Gajah di Makkah. Bayi yang dilahirkan bakal membawa perubahan besar bagi sejarah peradaban manusia. Bapa bayi tersebut bernama Abdullah bin Abdul Mutallib yang telah wafat sebelum baginda dilahirkan iaitu sewaktu baginda 7 bulan dalam kandungan ibu. Ibunya bernama Aminah binti Wahab. Kehadiran bayi itu disambut dengan penuh kasih sayang dan dibawa ke ka’abah, kemudian diberikan nama Muhammad, nama yang belum pernah wujud sebelumnya.

Selepas itu Muhammad disusukan selama beberapa hari oleh Thuwaiba, budak suruhan Abu Lahab sementara menunggu kedatangan wanita dari Banu Sa’ad. Adat menyusukan bayi sudah menjadi kebiasaan bagi bangsawan-bangsawan Arab di Makkah. Akhir tiba juga wanita dari Banu Sa’ad yang bernama Halimah bin Abi-Dhuaib yang pada mulanya tidak mahu menerima baginda kerana Muhammad seorang anak yatim. Namun begitu, Halimah membawa pulang juga Muhammad ke pedalaman dengan harapan Tuhan akan memberkati keluarganya. Sejak diambilnya Muhammad sebagai anak susuan, kambing ternakan dan susu kambing-kambing tersebut semakin bertambah. Baginda telah tinggal selama 2 tahun di Sahara dan sesudah itu Halimah membawa baginda kembali kepada Aminah dan membawa pulang semula ke pedalaman.

Kisah Dua Malaikat dan Pembedahan Dada Muhammad

Pada usia dua tahun, baginda didatangi oleh dua orang malaikat yang muncul sebagai lelaki yang berpakaian putih. Mereka bertanggungjawab untuk membedah Muhammad. Pada ketika itu, Halimah dan suaminya tidak menyedari akan kejadian tersebut. Hanya anak mereka yang sebaya menyaksikan kedatangan kedua malaikat tersebut lalu mengkhabarkan kepada Halimah. Halimah lantas memeriksa keadaan Muhammad, namun tiada kesan yang aneh ditemui.

Muhammad tinggal di pedalaman bersama keluarga Halimah selama lima tahun. Selama itu baginda mendapat kasih sayang, kebebasan jiwa dan penjagaan yang baik daripada Halimah dan keluarganya. Selepas itu baginda dibawa pulang kepada datuknya Abdul Mutallib di Makkah.

Datuk baginda, Abdul Mutallib amat menyayangi baginda. Ketika Aminah membawa anaknya itu ke Madinah untuk bertemu dengan saudara-maranya, mereka ditemani oleh Umm Aiman, budak suruhan perempuan yang ditinggalkan oleh bapa baginda. Baginda ditunjukkan tempat wafatnya Abdullah serta tempat dia dikuburkan.

Sesudah sebulan mereka berada di Madinah, Aminah pun bersiap sedia untuk pulang semula ke Makkah. Dia dan rombongannya kembali ke Makkah menaiki dua ekor unta yang memang dibawa dari Makkah semasa mereka datang dahulu. Namun begitu, ketika mereka sampai di Abwa, ibunya pula jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia lalu dikuburkan di situ juga.
Muhammad dibawa pulang ke Makkah oleh Umm Aiman dengan perasaan yang sangat sedih. Maka jadilah Muhammad sebagai seorang anak yatim piatu. Tinggallah baginda dengan datuk yang dicintainya dan bapa-bapa saudaranya.

“Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung lalu Dia memberikan petunjuk” (Surah Ad-Dhuha, 93: 6-7)

Abdul Mutallib Wafat

Kegembiraannya bersama datuk baginda tidak bertahan lama. Ketika baginda berusia lapan tahun, datuk baginda pula meninggal dunia. Kematian Abdul Mutallib menjadi satu kehilangan besar buat Bani Hashim. Dia mempunyai keteguhan hati, berwibawa, pandangan yang bernas, terhormat dan berpengaruh dikalangan orang Arab. Dia selalu menyediakan makanan dan minuman kepada para tetamu yang berziarah dan membantu penduduk Makkah yang dalam kesusahan.
Muhammad diasuh oleh Abu Talib

Selepas kewafatan datuk baginda, Abu Talib mengambil alih tugas bapanya untuk menjaga anak saudaranya Muhammad. Walaupun Abu Talib kurang mampu berbanding saudaranya yang lain, namun dia mempunyai perasaan yang paling halus dan terhormat di kalangan orang-orang Quraisy.Abu Talib menyayangi Muhammad seperti dia menyayangi anak-anaknya sendiri. Dia juga tertarik dengan budi pekerti Muhammad yang mulia.

Pada suatu hari, ketika mereka berkunjung ke Syam untuk berdagang sewaktu Muhammad berusia 12 tahun, mereka bertemu dengan seorang rahib Kristian yang telah dapat melihat tanda-tanda kenabian pada baginda. Lalu rahib tersebut menasihati Abu Talib supaya tidak pergi jauh ke daerah Syam kerana dikhuatiri orang-orang Yahudi akan menyakiti baginda sekiranya diketahui tanda-tanda tersebut. Abu Talib mengikut nasihat rahib tersebut dan dia tidaak banyak membawa harta dari perjalanan tersebut. Dia pulang segera ke Makkah dan mengasuh anak-anaknya yang ramai. Muhammad juga telah menjadi sebahagian dari keluarganya. Baginda mengikut mereka ke pekan-pekan yang berdekatan dan mendengar sajak-sajak oleh penyair-penyair terkenal dan pidato-pidato oleh penduduk Yahudi yang anti Arab.

Baginda juga diberi tugas sebagai pengembala kambing. Baginda mengembala kambing keluarganya dan kambing penduduk Makkah. Baginda selalu berfikir dan merenung tentang kejadian alam semasa menjalankan tugasnya. Oleh sebab itu baginda jauh dari segala pemikiran manusia nafsu manusia duniawi. Baginda terhindar daripada perbuatan yang sia-sia, sesuai dengan gelaran yang diberikan iaitu “Al-Amin”.

Selepas baginda mula meningkat dewasa, baginda disuruh oleh bapa saudaranya untuk membawa barang dagangan Khadijah binti Khuwailid, seorang peniaga yang kaya dan dihormati. Baginda melaksanakan tugasnya dengan penuh ikhlas dan jujur. Khadijah amat tertarik dengan perwatakan mulia baginda dan keupayaan baginda sebagai seorang pedagang. Lalu dia meluahkan rasa hatinya untuk berkahwin dengan Muhammad yang berusia 25 tahun ketika itu. Wanita bangsawan yang berusia 40 tahun itu sangat gembira apabila Muhammad menerima lamarannya lalu berlangsunglah perkahwinan mereka berdua. Bermulalah lembaran baru dalam hidup Muhammad dan Khadijah sebagai suami isteri.

Penurunan Wahyu Pertama

Pada usia 40 tahun, Muhammad telah menerima wahyu yang pertama dan diangkat sebagai nabi sekelian alam. Ketika itu, baginda berada di Gua Hira’ dan sentiasa merenung dalam kesunyian, memikirkan nasib umat manusia pada zaman itu. Maka datanglah Malaikat Jibril menyapa dan menyuruhnya membaca ayat quran yang pertama diturunkan kepada Muhammad.

“Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan” (Al-’Alaq, 96: 1)

Rasulullah pulang dengan penuh rasa gementar lalu diselimuti oleh Khadijah yang cuba menenangkan baginda. Apabila semangat baginda mulai pulih, diceritakan kepada Khadijah tentang kejadian yang telah berlaku.

Kemudian baginda mula berdakwah secara sembunyi-sembunyi bermula dengan kaum kerabatnya untuk mengelakkan kecaman yang hebat daripada penduduk Makkah yang menyembah berhala. Khadijah isterinya adalah wanita pertama yang mempercayai kenabian baginda. Manakala Ali bin Abi Talib adalah lelaki pertama yang beriman dengan ajaran baginda.Dakwah yang sedemikian berlangsung selama tiga tahun di kalangan keluarganya sahaja.

Dakwah Secara Terang-terangan

Setelah turunnya wahyu memerintahkan baginda untuk berdakwah secara terang-terangan, maka Rasulullah pun mula menyebarkan ajaran Islam secara lebih meluas.

“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.” (Al-Hijr, 15:94)

Namun begitu, penduduk Quraisy menentang keras ajaran yang dibawa oleh baginda. Mereka memusuhi baginda dan para pengikut baginda termasuk Abu Lahab, bapa saudara baginda sendiri. Tidak pula bagi Abu Talib, dia selalu melindungi anak saudaranya itu namun dia sangat risau akan keselamatan Rasulullah memandangkan tentangan yang hebat dari kaum Quraisy itu. Lalu dia bertanya tentang rancangan Rasulullah seterusnya. Lantas jawab Rasulullah yang bermaksud:

“Wahai bapa saudaraku, andai matahari diletakkan diletakkan di tangan kiriku dan bulan di tangan kananku, agar aku menghentikan seruan ini, aku tidak akan menghentikannya sehingga agama Allah ini meluas ke segala penjuru atau aku binasa kerananya”

Baginda menghadapi pelbagai tekanan, dugaan, penderitaan, cemuhan dan ejekan daripada penduduk-penduduk Makkah yang jahil dan keras hati untuk beriman dengan Allah. Bukan Rasulullah sahaja yang menerima tentangan yang sedemikian, malah para sahabatnya juga turut merasai penderitaan tersebut seperti Amar dan Bilal bin Rabah yang menerima siksaan yang berat.

Kewafatan Khadijah dan Abu Talib

Rasulullah amat sedih melihat tingkahlaku manusia ketika itu terutama kaum Quraisy kerana baginda tahu akan akibat yang akan diterima oleh mereka nanti. Kesedihan itu makin bertambah apabila isteri kesayangannya wafat pada tahun sepuluh kenabiaannya. Isteri bagindalah yang tidak pernah jemu membantu menyebarkan Islam dan mengorbankan jiwa serta hartanya untuk Islam. Dia juga tidak jemu menghiburkan Rasulullah di saat baginda dirundung kesedihan.

Pada tahun itu juga bapa saudara baginda Abu Talib yang mengasuhnya sejak kecil juga meninggal dunia. Maka bertambahlah kesedihan yang dirasai oleh Rasulullah kerana kehilangan orang-orang yang amat disayangi oleh baginda.

Penghijrahan Ke Madinah

Tekanan daripada orang-orang kafir terhadap perjuangan Rasulullah semakin hebat selepas pemergian isteri dan bapa saudara baginda. Maka Rasulullah mengambil keputusan untuk berhijrah ke Madinah berikutan ancaman daripada kafir Quraisy untuk membunuh baginda.

Rasulullah disambut dengan meriahnya oleh para penduduk Madinah. Mereka digelar kaum Muhajirin manakala penduduk-penduduk Madinah dipanggil golongan Ansar. Seruan baginda diterima baik oleh kebanyakan para penduduk Madinah dan sebuah negara Islam didirikan di bawah pimpinan Rasulullas s.a.w sendiri.

Negara Islam Madinah

Negara Islam yang baru dibina di Madinah mendapat tentangan daripada kaum Quraisy di Makkah dan gangguan dari penduduk Yahudi serta kaum bukan Islam yang lain. Namun begitu, Nabi Muhammad s.a.w berjaya juga menubuhkan sebuah negara Islam yang mengamalkan sepenuhnya pentadbiran dan perundangan yang berlandaskan syariat Islam. Baginda dilantik sebagai ketua agama, tentera dan negara. Semua rakyat mendapat hak yang saksama. Piagam Madinah yang merupakan sebuah kanun atau perjanjian bertulis telah dibentuk. Piagam ini mengandungi beberapa fasal yang melibatkan hubungan antara semua rakyat termasuk kaum bukan Islam dan merangkumi aspek politik, sosial, agama, ekonomi dan ketenteraan. Kandungan piagam adalah berdasarkan wahyu dan dijadikan dasar undang-undang Madinah.

Islam adalah agama yang mementingkan kedamaian. Namun begitu, aspek pertahanan amat penting bagi melindungi agama, masyarakat dan negara. Rasulullah telah menyertai 27 kali ekspedisi tentera untuk mempertahan dan menegakkan keadilan Islam. Peperangan yang ditempuhi baginda ialah Perang Badar (623 M/2 H), Perang Uhud (624 M/3 H), Perang Khandak (626 M/5 H) dan Perang Tabuk (630 M/9 H). Namun tidak semua peperangan diakhiri dengan kemenangan.

Pada tahun 625 M/ 4 Hijrah, Perjanjian Hudaibiyah telah dimeterai antara penduduk Islam Madinah dan kaum Musyrikin Makkah. Maka dengan itu, negara Islam Madinah telah diiktiraf. Nabi Muhammad s.a.w. juga telah berjaya membuka semula kota Makkah pada 630 M/9 H bersama dengan 10 000 orang para pengikutnya.

Perang terakhir yang disertai oleh Rasulullah ialah Perang Tabuk dan baginda dan pengikutnya berjaya mendapat kemenangan. Pada tahun berikutnya, baginda telah menunaikan haji bersama-sama dengan 100 000 orang pengikutnya. Baginda juga telah menyampaikan amanat baginda yang terakhir pada tahun itu juga. Sabda baginda yang bermaksud:

“Wahai sekalian manusia, ketahuilah bahawa Tuhan kamu Maha Esa dan kamu semua adalah daripada satu keturunan iaitu keturunan Nabi Adam a.s. Semulia-mulia manusia di antara kamu di sisi Allah s.w.t. ialah orang yang paling bertakwa. Aku telah tinggalkan kepada kamu dua perkara dan kamu tidak akan sesat selama-lamanya selagi kamu berpegang teguh dengan dua perkara itu, iaitu kitab al-Quran dan Sunnah Rasulullah.”

Kewafatan Nabi Muhammad s.a.w

Baginda telah wafat pada bulan Jun tahun 632 M/12 Rabiul Awal tahun 11 Hijrah. Baginda wafat setelah selesai melaksanakan tugasnya sebagai rasul dan pemimpin negara. Baginda berjaya membawa manusia ke jalan yang benar dan menjadi seorang pemimpin yang bertanggungjawab, berilmu dan berkebolehan. Rasulullah adalah contoh terbaik bagi semua manusia sepanjang zaman.

keluagaku harmonis



Jumat, 02 November 2012